Selasa, 19 Desember 2017

IMBAS PERANG SALIB ZAMAN NOW

Gambar Ilustrasi: Perang Salib
                                                         
Oleh: Syahril Rahmadhana
( Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam FDK UIN Ar-Raniry)

Timbulnya Perang Salib

            Perang Salib adalah perang antar Agama yang dimana perang tersebut yang hampir memakan waktu dua abad, perang salib ini terjadi di karnakan kota suci orang Kristen di duduki oleh orang islam sejak tahun 632 M, seperti di Suriah , Spayol, dan Sicilia, orang Sristen ini menggunakan Salib mereka sebagai simbolik mereka bahwa Perang ini suci bagi mereka, tujuan mereka adalah untuk membebaskan kota suci mereka yaitu (yerusalem) yang sekarang menjadi kota penduduk orang Palestina ,

 Perang Salib ini seakan akan tidak habisnya bagi orang Kristen tersebut , hingga sampai sekarang yang kita amati saat ini seperti kasus konflik Israel dan Palestina , orang Israel yang ingin  merebutkan kota Yerusalem untuk menjadikan ibu kota mereka dan bertujuan juga untuk memperluas wilayah mereka yang dulunya wilayah mereka hanya memiliki wilayah negara yang kecil yang sekarang mereka sudah memakan hak orang Palestina,dengan adanya dorongan  dari negara Amerika Serikat.

Faktor paling krusial yang memyebkan Perang Salib ada beberapa faktor sebagai berikut.

Pertama, Faktor agama. Pada masa itu Dinasti Saljuk merebut Kota baitu maqdis dari tangan  Dinasti Fatimiyah sekitaran tahun 1070 M , ketika pihak kriten ingin menunaikan ibadah mereka ke sana pihak dari Dinasti saljuk tersebut menerapkan peranturan yang dianggap oleh pihak kristen ini mempersulit mereka untuk mereka beribadah ke Baitul Maqdis , perlakuan peraturan tersebut sangat berbeda sekali dari penguasa yang di duduki oleh islam yang sebelumnya, karena di tempat yang mau mereka ikut ibadah tersebut ada tiga tempat ibadah di kawasan itu , yang pertama ada tempat ibadah orang muslim yaitu Masjidil Aqsa, disebelahnya ada tembok ratapan disitu tempat ibadah orang yahudi, dan disebelah ada gereja tempat orang kristen.

Perang Salib Zaman Now

Sekarang ini orang Kristen ini masih menggigat PR mereka yang tertinggal dari nenek moyang mereka yang terjadi dimasa lampau, beberapa tahun kebelakangan sudah ingin  menyelesai sedikit PR mereka, tetapih mereka tidak siap juga menyelesaikan PR mereka hingga saat ini, berbagai cara mereka lakukan dan berbagai strategi yang mereka ambil , yaitu khasus perebutan kota Baitul Maqdis yaitu kota Yerusalem dari orang Palestina, dan kita juga bisa meresapi khasus yang boming tersebut yang dapat mengoyangkan dunia, bahkan seluruh umat muslim yang ada di seluruh dunia mulai memasang muka harimau marah,seperti yang kita lihatdi Indonesia. Jakarta kemarin pada tanggal 17 desember 2017 ribuaan orang muslim mengujungi Monas untuk melakukan aski unjuk rasa terhadap pembelaan penetapan ibu kota Israel, hingga memakai pakaian yang putih disertai shalawat kepada Nabi, menyayikan lagu Indonesia Raya dan bahkan para perempuan pun ikut memakai pakaian yang bersimbol Bendara Palestina dan Idonesia  mewaliki untuk mendukung penetapan ibu kota Palestina (Yerusalem).  

            Dan bisa kita lihat di Aceh, masyarakat Aceh sangat peduli juga terhadap penetapan ibu kota Baitul Maqdis (Yerusalem) menjadi ibu kota Israel, bahkan masyarakat Aceh mengunjungi kantor DPRA untuk melakukan aksi unjuk rasa atas protes Presiden Amerika Serikat Donald Trump menetapkan Yerusalem sebagai ibu kota Israel , dan bahkan sebagian dari anggota DPRA dan Front Pembela Islam (FPI) Aceh kecam terhadap penetapan ibu kota Yerusalem sebagai ibu kota Israel, dan pada kaum perempuan pun tak ikut kalah juga mereka memakai busana yang bercorak bendera Palestina dan mengikat lafazh kalimat Lailahhailllah Muhammaddurrasulullah di kepala mereka yang hadir sebagian dalam unjuk rasa tersebut, dan bahkan menaiki bendera Palestina di atas gedung DPRA sambil membaca surat Al-Fatihah, dan mereka semua sampai-sampai membakar bendera Israel dan Amerikat Serikat.

Kedua, Faktor politik. Kekalahan Byzantium (Constantinople/Istambul) di Manzikart pada  tahun 1071 M, dan jatuhnya Asia kecil dibawah kekuasaan Saljuk telah mendorong Kaisar Alexius I Comneus (kaisar Constantinople) untuk meminta bantuan Paus Urbanus II, dalam usahanya untuk mengembalikan kekuasaannya di daerah-daerah pendudukan Dinasti Saljuk. Dilain pihak Perang Salib merupakan puncak sejumlah konflik antara negara-negara Barat dan negara-negara Timur, maksudnya antara umat Islam dan umat Kristen. Dengan perkembagan dan kemajuan yang pesat menimbulkan kecemasan pada tokoh-tokoh Barat, sehingga mereka melancarkan serangan terhadap umat Islam. Situasi yang demikian mendorong penguasa-penguasa Kristen di Eropa untuk merebut satu-persatu daerah-daerah kekuasaan Islam, seperti Mesir, Yerussalem, Damascus, Edessca dan lain-lainnya.
             
Di penghujung masa Demokrasi Terpimpin, negara Indonesia dilanda krisis sosial politik dan ekonomi yang memprihatinkan. Kondisi ini memberi peluang kepada PKI dan simpatisannya untuk memperluas pengaruhnya. Adanya pemberlakuan doktrin Nasakom turut pula mempertinggi kedudukan PKI dalam percaturan politik RI yang hanya dapat diimbangkan oleh Angkatan Darat.

Pengaruh PKI ternyata berkembang dikalangan seniman, wartawan, guru, mahasiswa, dosen, kaum intelektual lainnya dan bahkan para perwira ABRI. Beberapa perwira ABRI berhasil dipengaruhi agar terus berjuang mewujudkan Angkatan Kelima. Ide Angkatan Kelima ini berasal dari D.N. Aidit. Ia menyatakan bahwa partainya menuntut kepada pemerintah agar kaum buruh dan tani dipersenjatai. Tuntutan PKI ini ditampung oleh Front Nasional dan diubah bentuknya menjadi sebuah kebulatan tekad sehingga seakan-akan tuntutan itu datangnya dari semua kekuatan politik. Namun, pada bulan September 1965, Angkatan Darat secara resmi menolak pembentukan Angkatan Kelima ini.


Selanjutnya pertentangan antara PKI dan Angkatan Darat makin meningkat. PKI melempar desas-desus tentang adanya Dewan Jenderal di tubuh Angkatan Darat berdasarkan Dokumen Gilchrist. Tuduhan ini dibantah Angkatan darat, sebaliknya Angkatan Darat menuduh PKI akan melakukan perebutan kekuasaan.